Senin, 10 Januari 2011

Pemerintah Cina Bakal Dirikan Masjid Di Seluruh Provinsi

Pemerintah Cina Bakal Dirikan Masjid Di Seluruh Provinsi

Selasa, 14 Desember 10

BEIJING--Berita menggembirakan datang dari Cina. Pemerintah Komunis Cina berencana untuk membangun masjid di seluruh negeri. Hal ini, kata mereka, sebagai wujud nyata memenuhi tuntutan 20 juta warga Muslim.
Menurut seorang pejabat senior State Administration for Religious Affairs (SARA), sebelumnya warga Muslim Cina terkonsentrasi di daerah tertentu. Namun seiring kemajuan ekonomi dan kebutuhan mencari pekerjaan dan mata pencaharian, mereka menyebar ke seantero Cina.
Sejumlah besar Muslim bermigrasi ke kota-kota sejak tahun 1978 yang mengarah ke permintaan untuk sarana ibadah, terutama masjid. "Mereka juga membutuhkan tanah pemakaman khusus," kata Wakil Direktur Departemen Islam SARA, Ma Jin, seperti dikutip China Daily milik pemerintah.
Pada tahun 2008, sekitar tiga juta Muslim, atau lebih dari 10 persen dari total populasi Muslim negara itu, telah bermigrasi. Menurut Laporan Tahunan Religions China tahun 2009, mereka berpindah dari daerah pedesaan di provinsi tradisional Muslim di bagian barat ke kota-kota pesisir. Lebih dari 75 persen dari migran Muslim meninggalkan kampung halaman mereka dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Cina memiliki populasi sekitar 20 juta Muslim yang sebagian besar berada di dua wilayah, Xinjiang dan Gansu. Komunitas Hui Muslim yang populasinya berjumlah 10 juta orang ada di kota Linxia, Gansu, dan 10 juta lainnya yang merupakan Muslim Uighur asal Turki berada di propinsi Xinjiang.
Beberapa provinsi pesisir, khususnya tiga besar dari segi populasi Muslim migran, Guangdong, Zhejiang dan Fujian, tidak siap untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan sarana ibadah. Guangzhou, ibukota provinsi Guangdong, hanya memiliki empat masjid untuk melayani sekitar 9.800 warga Muslim permanen dan lain 25 ribu hingga 40 ribu warga Muslim pendatang.
Pembangunan masjid terakhir, dengan kapasitas sekitar 5.000 orang dan terletak di dekat makam Muslim Sages telah selesai tepat di depan lokasi Asian Games yang dibuka pada awal November di Guangzhou.
Ma mengatakan beberapa Muslim melakukan ibadah mereka di luar masjid terutama pada saat shalat Jumat, menyebabkan kemacetan lalu lintas. Tak hanya itu, hal ini kerap menimbulkan kesalahpahaman antara Muslim dan orang lain.
Yiwu, sebuah kota di provinsi Zhejiang terkenal dengan perdagangan komoditas kecil tiap tahun didatangi penduduk sementara 5.000 orang dari Timur Tengah. "Ini telah mengubah bangunan pabrik menjadi masjid sementara untuk kaum Muslimin," kata Ma.
Dia mengatakan bahwa pemerintah di semua tingkat telah mengalokasikan setidaknya 11 juta dolar AS untuk membangun masjid baru dan memperbaiki yang bobrok selama 10 tahun terakhir.(rpblk) 

Disalin dari www.alsofwah.or.id

Ditemukan di Cina, Manuskrip Kuno Qur'an Tertua

Ditemukan di Cina, Manuskrip Kuno Qur'an Tertua

Senin, 27 Desember 10

Sebuah manuskrip kuno al-Quran ditemukan kota Dong Xian, Provinsi Gansu, Cina utara. Kantor berita Suriah,SANA melaporkan, manuskrip kuno ini merupakan al-Quran tertua yang terbit pada abad 11M.
Petugas Warisan Budaya Provinsi Gansu menyatakan bahwa Quran setebal 536 halaman ini ditulis di atas kertas Samarqand. Berdasarkan dokumen yang ada, manuskrip al-Quran ini dibawa dari kota Samarqand, Uzbekistan ke Cina pada Abad 14M.
Manuskrip tua ini disebut-sebut sebagai manuskrip al-Quran tertua yang ditemukan hingga kini, karena para arkeolog menyatakan bahwa manuskrip tua berasal dari abad 8-13 M.
Bahkan berdasarkan penelitian terhadap kaligrafi dan dekorasi manuskrip ini, ada sejumlah pakar yang menyatakan bahwa manuskrip tersebut berasal dari abad 9M.(rpblk). 

Disalin dari www.alsofwah.or.id

Subhanallah...Muslim Inggris Meningkat 74 Persen Sejak 2001

Subhanallah...Muslim Inggris Meningkat 74 Persen Sejak 2001

Kamis, 06 Januari 11
 
LONDON-Peningkatan jumlah komunitas Muslim terjadi di negara-negara benua Eropa. Bahkan dalam satu dekade terakhir, perubahan besar terlihat di Inggris. Dari sensus penduduk yang dilakukan sejak 2001, jumlah Muslim di negara Ratu Elizabeth ini meningkat sekitar 74 persen.
Dilansir dari telegraph.co.uk,The Pew Forum on Religion and Public Life memperkirakan hingga saat ini ada sekitar 2.869.000 muslim di Inggris atau 4,6 persen dari total populasi. Angka ini melonjak jauh dari sensus 2001 yang hanya mencatat ada 1.647.000 pemeluk Islam di negeri itu.
Namun, jumlah itu jika dibandingkan dengan Muslim di seluruh dataran Eropa masih relatif kecil. Bahkan Inggris berada di posisi ketiga setelah Jerman yang mencatat ada 4.119.000 Muslim (5 persen). Disusul Prancis yang mempunyai 3.574.000 penduduk Muslim.
Dari sisi persentase, posisi Inggris berada di urutan kesembilan setelah Belgia (6 persen), Prancis, Austria, dan Swiss (5,7 persen), Belanda (5,5 persen), Jerman (5 persen), Swedia (4,9 persen) dan Yunani (4,7 persen). Secara keseluruhan, Muslim berkewarganegaraan Inggris ada sekitar 16,8 persen dari seluruh populasi Eropa Barat.
Pertumbuhan umat muslim ini, menurut survei UK Labour Force karena tingkat kelahiran dan jumlah migrasi warga Muslim Inggris yang sangat besar ke berbagai daerah di Eropa. Hal ini juga dicermati survei surat kabar The Times di Inggris yang dilakukan oleh Labor Force Survey, populasi penduduk muslim di Inggris meningkat sebanyak 500 ribu dalam jangka waktu empat tahun terakhir. Pertumbuhan muslim pada periode 2004-2008 itu, menurut data dari kantor statistik Inggris, adalah 10 kali lipat jika dibandingkan dengan agama-agama lain.
Jadi, fobia Islam boleh meningkat di Eropa, namun jumlah mualaf justru terus berlipat. Subhanallah! (rpblk) 

Disalin dari www.alsofwah.or.id

Menengok Kejayaan Islam di New York

Menengok Kejayaan Islam di New York

Jumat, 07 Januari 11

"Apa yang mereka buat, menarik,’’ ujar Marissa Campis. Gadis cilik berusia 8 tahun itu mengomentari temuan yang menjadi favoritnya, kamera obscura. Di kemudian hari, temuan itu menjadi cikal bakal bagi perkembangan fotografi modern. Marissa mendapati temuan itu dalam “1,001 Inventions: Discover the Muslim Heritage in Our World”.
Ini merupakan sebuah pameran yang menggambarkan penemuan para cendekiawan Muslim dari abad ketujuh hingga ke-17, yang digelar di New York Hall of Science, Queens, New York. Pameran tersebut diusung oleh the Foundation for Science, Technology and Civilisation (FSTC), sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di Inggris.
Pameran di New York akan berlangsung hingga April mendatang. Dan New York, menjadi kota pertama untuk mengenalkan kejayaan Islam di Amerika Serikat (AS).Selanjutnya, pameran digelar di California Science Center, Los Angeles kemudian National Geographic Museum, Washington DC pada 2012.
Sebelum merambah ke AS, FSTC menyelenggarakan pameran di London, Inggris dan Istanbul Turki. Gelaran ini telah mampu menarik sebanyak 800 ribu pengunjung. Pameran sains ini, juga menarik minat Marissa Campis beserta teman sebayanya serta keluarga dan orang-orang dewasa lainnya.
Sebab, di sana mereka mendapatkan penjelasan mengenai bagaimana temuan-temuan saintifik itu bekerja. Menurut Marium Sattar, mahasiswa School of Journalism, Columbia University, dalam artikelnya yang dikutip Middle East Online, Rabu (5/1), langkah FSTC ini bisa menjadi bagian dari kampanye memupus citra jelek terhadap Islam dan Muslim.
Sebuah laporan yang dirilis Pew Research Center pada 2009, menyatakan, sebanyak 38 persen warga Amerika menilai Islam mendorong kekerasan dibandingkan keyakinan lainnya. Pameran ini, menghadirkan fakta sebaliknya. Muslim mempunyai warisan budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat kaya.
Pencapaian gemilang dalam ilmu pengetahuan oleh Muslim yang digambarkan melalui pameran ini, tentu membuat pengunjung tertegun. Sebab, selama ini mereka mungkin tak pernah tahu soal itu. Apalagi kemajuan Muslim di abad pertengahan tak pernah diajarkan di sekolah-sekolah di Barat.
Saat pengunjung melintasi aula yang bernuansa ungu dan emas, mereka mendapati sebuah replika jam air setinggi 20 kaki yang dibuat oleh cendekiawan Muslim, Al-Jazari. Di seberangnya, terlihat modal mesin terbang yang dirancang pada abad ke-9 oleh ilmuwan bernama Abbas bin Firnas.
Banyak pihak yang memandang bahwa Abbas merupakan orang pertama yang berpikir secara ilmiah untuk menemukan cara untuk terbang. Fitur lain yang mengagumkan dalam pameran di New York itu adalah kapal yang digunakan Laksamana Cheng Ho atau dikenal pula dengan panggilan Zheng He dalam pelayaran pada abad ke-15.
Ukuran kapal sang laksamana seperti luas lapangan sepak bola. Meski bertema temuan-temuan ilmuwan Muslim, pameran ini juga tak menafikkan penemuan cendekiawan non-Muslim. Terbukti, ada display Maimonides, ahli fisika abad ke-12 dari Kordoba, Spanyol, yang banyak bekerja sama dengan para filsuf Muslim.(rpblk) 

Disalin dari www.alsofwah.or.id

Profesor Ditahan Setelah Tarik Jilbab Mahasiswinya

Profesor Ditahan Setelah Tarik Jilbab Mahasiswinya

Senin, 10 Januari 11

RANCHI--Seorang profesor yang anti-Islam dari St Xavier's College di Ranchi, India telah ditahan. Penahanan dilakukan setelah komunitas Muslim melakukan advokasi atas kasus yang menimpa Neha Parveen, mahasiswanya.
Parveen menyatakan, kejadian bermula saat ia bergabung dengan ratusan mahasiswa lainnya memprotes kenaikan biaya kuliah akhir pekan lalu. Tiba-tiba sang profesor yang diidentifikasi sebagai Father Imframe Bage ini menarik jilbab Parveen hingga terlepas.
Bage, dalam pembelaan dirinya mengaku tengah mencoba untuk menenangkan para siswa. Jilbab Parveen ditariknya karena ia ingin memastikan identitas para mahasiswa pendemo.
Anggota komunitas Muslim berdemonstrasi di tempat yang berbeda di Ranchi, memblokir jalan, dan menyerang toko-toko. Para pengunjuk rasa juga membakar ban bekas di dua tempat. Polisi terpaksa membubarkan para demonstran dengan tongkat mereka. Demonstrasi mereda setelah Bage dinyatakan ditahan.(rpblk) 

Disalin dari www.alsofwah.or.id