Kamis, 14 April 2011

Alhamdulillah... Hukum Syariah Dibolehkan di Florida

Alhamdulillah... Hukum Syariah Dibolehkan di Florida
Kamis, 07 April 11

ORLANDO, AS -Pro dan kontra yang terjadi di Florida, AS terkait pembolehan aturan Syariah diluar hukum negara menemui titik terang. Hakim negara bagian Florida memutuskan tidak mencabut putusan sebelumnya yang membolehkan pelaksanaan hukum syariah atau sengketa diluar hukum federal di negara bagian Florida.
Harian St. Peterseburg Times, seperti dilansir Foxnews.com, Kamis (24/3), mengatakan hakim menilai pelaksanaan hukum syariah tidak menyalahi statuta federal.
Kisruh pelaksanaan hukum syariah berawal dari perselisihan antara seorang mantan imam Masjid Tampa, Florida dengan Pusat Pendidikan Islam Tampa. Imam tersebut digugat Pusat Pendidikan Islam Tampa dengan pelaksanaan hukum syariah. Di awal amar putusan melalui pengadilan lokal Hillbroug, Hakim Richard Nielsen membolehkan kedua pihak yang bersengketa merujuk penyelesaian masalah melalui Al Qur'an.
"Jika kedua pihak tidak dapat menyelesaikannya kemudian mereka yang bersengketa setuju untuk merujuk pada komunitas yang lebih besar maka itu dibolehkan," paparnya.
Sebelumnya, kedua pihak dilaporkan sepakat menggunakan hukum Islam guna menyelesaikan setiap perbedaan potensial melalui jalur arbitrase.
Pengamat hukum di AS mengatakan ada beberapa kasus di mana perjanjian antara dua pihak dapat dilakukan dengan merujuk pada hukum-hukum umum di Florida seperti perjanjian pranikah.
"Sedari awal pengadilan menghargai pelaksanaan jalur arbitrase untuk menyelesaikan masalah perselisihan tanpa harus mempertimbangkan hukum negara. Pengadilan telah menyimpulkan bahwa untuk penyelesaian perselisihan tersebut harus dilanjutkan dalam hukum Islam," papar Nielsen.
Pengacara dari Law Firm NeJame, Orlando, Shahzad Ahmed menilai putusan hakim merupakan hal yang biasa . "Konsep menyetujui seperangkat peraturan yang berbeda di luar hukum negara adalah hal yang biasa," ujarnya singkat.(rpblk) 

Sumber : alsofwah.or.id

Muslimah AS: Berjilbab? Kami Bangga Mengenakannya!

Muslimah AS: Berjilbab? Kami Bangga Mengenakannya!
Selasa, 12 April 11

FLORIDA - Fobia Islam kembali subur di Amerika Serikat. Belum lama ini, seorang bocah ditarik jilbabnya oleh rekan satu sekolah mereka, hingga lehernya terluka. Akankah Muslimah menanggalkan jilbabnya?
Saba Al-Khataria menggeleng. Penerima beasiswa Fulbright asal Yaman ini justru mengaku bangga mengenakan selendang menutupi kepala dan lehernya. "Saya nyaman dengan pakaian ini," kata gadis yang mengajar bahasa Arab di Universitas Stetson dan mengambil beberapa kursus. Ia pagi itu berbicara dalam diskusi panel tentang "Perempuan dalam Islam" dan pengalaman pribadi mereka di kampus.
"Saya dapat menemukan banyak cara untuk menjadi cantik dengan tetap berjilbab," kata lajang 26 tahun. Resepnya, dengan memakai warna favoritnya. "Untuk terlihat cantik, saya tidak harus menunjukkan tubuh saya menjadi seksi."
Al-Khataria, yang akan segera menyelesaikan tugasnya dan kembali ke negeri asalnya menyatakan, ia ingin orang "untuk melihat pikiran saya, bukan tubuh saya."
Dia mengatakan sempat gamang saat ruangan yang penuh dengan mahasiswa di Uni Carlton pada hari Selasa saat pertama dia datang ke Stetson. Dia takut orang akan berpikir ia adalah seorang teroris atau "melihat saya sebagai alien".
"Saya mencintai jilbab saya. Saya sangat bangga menjadi seorang Muslim," katanya. "Ini sangat berarti bagi saya."
Minggu kedua, katanya, ia menyadari "orang-orang tidak melihat saya dan orang-orang pemahaman yang lebih dan berpikiran terbuka."
Ia meminta publik untuk melihat gaya berpakain seperti halnya musik yang berbeda. "Tuhan menciptakan kita dengan bahasa yang berbeda dan warna yang berbeda. Ini sangat menarik," katanya.
Al-Khataria tampil sebagai pembicara bersama dua perempuan berjilbab lainnya, termasuk seorang mahasiswa di Stetson University dan University of Central Florida. Mereka mengatakan komunitas kampus lebih terbuka menerima perbedaan, ketimbang di bandara atau di tempat umum dimana orang-orang kerap bersikap kasar atau menatap penuh curiga.
Para wanita mengatakan mereka hanya ingin orang-orang memahami budaya mereka dan agama Islam. Tiga wanita ini mengatakan mereka tidak tertindas, mereka memakai jilbab mereka sebagai pilihan dan tidak akan dihukum jika mereka memilih untuk tidak menutupi rambut mereka.
Al-Khataria mengatakan, agama Islam memberikan wanita banyak hak. Dia mengatakan mereka dapat bekerja dan menyimpan semua uang yang mereka peroleh, sedangkan kewajiban mencukupi kebutuhan rumah tangga ada pada pria. "Muslimah menjadi seperti ratu atau putri," ia tertawa.
Mahdiya Fazel, 20, seorang mahasiswa tingkat dua Universitas Stetson dan presiden dari Himpunan Mahasiswa Islam, datang ke AS sekitar lima tahun yang lalu dari Afrika Timur. Dia dan keluarganya tinggal di Lake Mary.
Fazel mengatakan dia memilih untuk memakai jilbab karena dia suka yang unik. Dia mengaku tak terganggu kendati dia dan keluarganya selalu berhenti di bandara untuk pemeriksaan acak.
Fazel mengatakan sebelum diskusi panel bahwa beberapa temannya telah mengatakan lelucon teroris, tapi baginya tak terlalu dianggap serius.
Masuma Virji, 34, seorang mahasiswa di University of Central Florida dan direktur Amerika Muslim Foundation di Lake Mary, mengatakan dia lahir di Kuwait dan pergi ke Inggris dengan orangtuanya selama Perang Teluk sebagai pengungsi. Salah satu dari tiga putrinya dipindahkan ke sebuah sekolah Islam swasta karena dia selalu pulang dalam kondisi menangis karena dilecehkan teman-temannya.
Dia mengatakan jilbab adalah simbol dari kerendahan hati. Dalam islam, Muslimah masih bisa memiliki "selera mode" seperti memakai sepatu hak tinggi atau gaya yang berbeda.
"Ini lebih penting untuk mendefinisikan diri siapa Anda, bukan oleh apa yang Anda kenakan," kata Virji.(Rpblk). 

Sumber : alsofwah.or.id

Jumlah Mualaf Kian tak Terkendali, Kaum Ortodoks Rusia Ajak Umat Lain Bendung Syiar Islam


Jumlah Mualaf Kian tak Terkendali, Kaum Ortodoks Rusia Ajak Umat Lain Bendung Syiar Islam
Rabu, 13 April 11

MOSKOW - Di masa lalu, misionaris Protestan pernah sukses memurtadkan banyak warga di daerah tradisional Muslim di Federasi Rusia, dulu Uni Soviet. Seiring waktu, banyak anak keturunan mereka yang kemudian beralih menjadi Muslim, agama lama orang tuanya.
Hal ini, membuat gerah Gereja Ortodoks di negara itu. Mereka mengajak kelompok lain, antara lain Gereja Protestan, untuk membendung syiar Islam. Namun, gereja Protestan menyatakan penolakannya.
Hal ini terungkap dalam sebuah wawancara yang diterbitkan dalam edisi terbaru NG-Religii, majalah intern mereka. Dalam artikel itu disebutkan, Uskup Sergey Ryakhovsky, presiden Russian United Union of Evangelical Christians, menentang pendekatan semacam itu yang ia sebut sama seperti ia menentang "Perang Salib di salah satu manifestasi mereka."
Ryakhovsky mengatakan bahwa adalah prinsip mendasar dari gereja Protestan bahwa seorang individu bebas memilih agama apa yang akan dianutnya. "Perbedaan etnis atau agama harus dihormati, kami tidak ingin gereja kami menjadi terlibat dalam benturan dengan pengikut agama lain," katanya.
Pembunuhan baru-baru atas Uskup Artur Suleymanov di Kaukasus Utara, kata Ryakhovsky bukan perang Islam dengan Kristen, meski banyak yang menganggap demikian. "Di Kaukasus Rusia," katanya, "Jumlah imam yang dibunuh jauh lebih besar dari pendeta Kristen."
Ia menganjurkan umat Protestan di Rusia untuk hidup damai dengan tetangganya yang mengaku Islam atau mereka yang baru masuk Islam. "Kita diajarkan untuk menghormati semua orang, apapun budaya dan tradisi mereka."(rpblk) 

Sumber : alsofwah.or.id

Gunjingan Termasuk Faktor Kebencian dan Permusuhan

Gunjingan Termasuk Faktor Kebencian dan Permusuhan
Senin, 11 April 11

Pertanyaan :
Sebagian orang, semoga Allah menunjuki mereka- tidak menganggap gunjingan sebagai perkara mungkar atau haram. Ada juga yang mengatakan, “Jika yang anda katakan itu benar terdapat pada seseorang, maka gunjingan itu tidak haram.” Mereka tidak memperdulikan Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, saya mohon kepada Syaikh yang mulia berkenan menjelaskannya. Jazakumullah khaeran.


Jawaban :
Menggunjing hukumnya haram dan termasuk berdosa besar, baik aib yang digunjingkan itu benar-benar pada diri seseorang maupun tidak ada, hal ini berdasarkan ketetapan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa ketika beliau ditanya tentang menggunjing beliau bersabda, artinya :
“Engkau membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang ia tidak suka (bila itu di bicarakan).”
Ada yang bertanya, “Bagaimana bila yang aku katakan memang benar ada pada saudaraku ?” Beliau menjawab, artinya :
“Jika memang benar bahwa yang kau katakana itu ada padanya, berarti engkau telah menggunjingnya, dan jika itu tidak ada padanya, berarti engkau telah berdusta tentangnya,”
Diriwayatkan pula dari beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa pada malam Isra’ beliau melihat suatu kaum dengan kuku-kuku yang terbuat dari kuningan, mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka dengan kuku-kuku tersebut, lalu beliau menanyakan tentang mereka, kemudian dijawab bahwa mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan merusak kehormatan sesama manusia. Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمُُ وَلاَتَجَسَّسُوا وَلاَيَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابُُ رَّحِيمُُ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurat: 12 )
Maka setiap muslim dan muslimah hendaknya waspada terhadap gunjingan dan saling menasehati untuk meninggalkannya, hal ini sebagai bentuk ketaatan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulnya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lain dari itu hendaknya pula berambisi untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim dan tidak menyingkapkan aib mereka, karena gunjingan itu termasuk factor kebencian, permusuhan dan perpecahan masyarakat. Semoga Allah menunjukkan kaum muslimin kepada kebaikan.


{ Saikh Ibn Baz, Majalah ad-Da’wah, nomor 1170 }




Sumber : Alsofwah.or.id - Fatwa-Fatwa Terkini, jilid 3, hal: 493-495, cet: Darul Haq Jakarta, diposting oleh Yusuf Al-Lomboky